Pembelajaran minggu ini berlangsung sangat meriah. Loh, kok pembelajaran bisa meriah.. Kayak acara ulang tahun aja.. Hehe..
Materi pembelajaran kali ini adalah Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup, khususnya adaptasi. Sebenarnya ini materi yang cukup ringan bila dibandingkan materi- materi IPA yang lain dikelas 9. Dengan metoda konvensionalpun biasanya anak-anak akan cepat paham. Tapi, biasanya kalau cepat ingat akan cepat pula lupa.
Nah, supaya anak-anak tidak mudah melupakan materi ini, perlu dibuat kenangan yang menarik. Akhirnya saya memilih game untuk membuat kenangan itu bisa lekat dimemori mereka.
Didahului dengan penjelasan ringkas materi adaptasi dengan power point, kemudian siswa2 diskusi kelompok mengerjakan Lembar Kerja yang telah disiapkan. Setelah waktu yang ditentukan, diskusi selesai dan dilanjutkan dengan presentasi. Karena hasil diskusinya seragam, presentasi dibuat serentak seperti yang sudah saya ceritakan di Belajar Presentasi.
Setelah presentasi, game dimulai. Terlebih dahulu dibagikan ke siswa 3 kartu dengan warna yang berbeda. Merah, kuning dan hijau. Kartu merah adalah adaptasi morfologi, kartu kuning adalah adaptasi fisiologi dan kartu hijau adalah adaptasi tingkah laku.
Masing2 siswa memegang 3 kartu tersebut. Guru mulai membacakan soal yang pilihan jawabannya ada di 3 kartu tersebut. Setiap selesai membaca soal, siswa akan mengangkat salah satu kartu warna yang sesuai dengan piluhan jawabannya.
Game ini berlangsung meriah karena adanya kartu warna warni tersebut, juga tepuk tangan dan sorakan siswa yang merayakan bila jawabannya benar.
Sampai diakhir pembelajaran, ada siswa yang bilang ke saya,"Seru Bu, besok lagi ya, Bu."
Alhamdulillah.. :)
Rabu, 21 Oktober 2015
Game Kartu 3 Warna Dalam Pembelajaran Adaptasi
Sabtu, 10 Oktober 2015
Pembelajaran Otak
Pada pembelajaran tentang bagian-bagian otak, saya mencoba memakai media sederhana yang menggambarkan otak dan tulang belakang manusia.
Untuk otak, saya memakai bola yang diambil setengahnya saja. Bola kemudian digambarkan bagian-bagian otak dengan spidol. Untuk sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang cukup memakai kertas kardus.
Dengan media ini dan lembar kerja diharapkan diharapkan siswa dapat memahami bagian-bagian otak beserta fungsinya.
Belajar Presentasi
Senin, 21 September 2015
TTS Unsur
Yeayyy... Akhirnya ketemu juga cara pembelajaran yang menyenangkan pada materi tentang unsur. Biasanya juga bingung banget gimana caranya supaya anak-anak belajar unsur tidak membosankan.
Diawali dengan pengenalan unsur disekitar kita lewat presentasi dengan powerpoint. Supaya anak2 fokus perhatiannya, dikatakan bahwa nanti ada game tentang pelajaran kali ini. Setelah presentasi, kemudian tanya jawab dulu. Setelah itu baru dibagikan soal dalam bentuk TTS.
Responnya sangat bagus, anak2 menjadi termotivasi menyelesaikan tugasnya.
Kamis, 10 September 2015
Pembelajaran Sel Saraf
Salah satu materi kelas 9 yang paling saya anggap susah dalam menyampaikan sehingga siswa dapat memahaminya adalah sistem saraf. Bagaimana cara menjelaskan sel saraf bentuknya seperti apa, (ada gambar sih, tapi tidak begitu banyak menolong. Anak-anak sekarang susah diajak berimajinasi). Belum lagi cara kerja sel saraf, neuron sensorik, neuron konektor, ato neuron motorik. Terus juga tentang otak beserta bagian- bagiannya.
Dari dulu saya mencari cara pembelajaran saraf yang mudah dimengerti. Browsing di internet pun kebanyakan hanya memberikan teori tentang materinya saja. Tapi kegiatannya apa?
Akhirnya setelah melewati masa- masa melamun panjang diatas bus dalam perjalanan berangkat dan pulang dari sekolahan.. haha.. beneran lhoo.. soalnya jarak rumah dan sekolahan saya lumayan jauh, sekitar 1,5 jam perjalanan. Jadilah waktu- waktu perjalanan ini saya manfaatin untuk ngelamun. Tapi bukan sembarangan ngelamun, karena ngelamunnya nyari inspirasi. (Gaya banget).
Saya pengen ada suatu media sederhana yg menggambarkan neuron-neuron itu, dan bagaimana mereka saling menyampaikan pesan rangsangan.
Dulu saya sempat menggambarkan yang seperti di film animasi Jimmy Neutron. Tapi ternyata gak semua anak menontonnya. Saya mau tampilkan dikelas, sekolahan juga belum punya proyektor.. sedih banget ya..
Nah, alhamdulillah saya dapat memikirkan suatu model media sederhana yang menggambarkan sel-sel saraf itu.
Sel saraf digambarkan berupa serabut-serabut yang ada juluran yang panjang, disebut neurit dan juluran yang pendek disebut dendrit. Untuk membuat model dendrit dan neurit, saya memakai kabel listrik yang sudah dikupas.. beberapa helai kawat diikat dengan kertas label. Mengapa kertas label? Karena ini menggambarkan selaput myelin. Bagian yang tidak terbungkus kertas label adalah nodus ranvier.
Untuk badan sel, dipakai styrofoam yang dibentuk bulat, dan ditancapkan kepangkal ikatan kabel tadi. Model ini dapat dibuat 2-3 buah, dan dapat dihubungkan satu sama lain, ini menggambarkan sinapsis.
Dengan dibantu lembar kerja yang dibuat sendiri, diharapkan siswa mampu memahami materi ini.
Sabtu, 05 September 2015
Pembelajaran Proses Fertilisasi
Pembelajaran kedua pada Sistem Reproduksi adalah proses fertilisasi. Materinya tentang bagaimana proses terjadinya fertilisasi atau pembuahan, diawali dengan ovulasi, sampai terjadi kehamilan dan menstruasi.
Dulu-dulu, saya merasa kesusahan sekali dalam menjelaskan materi ini. Walaupun dibantu gambar atau video, siswa-siswa saya masih banyak juga yang kurang memahami. Dan lagi gambar atau video membuat siswa kurang aktif. Waktu itu saya belum bisa menggabungkan pembelajaran aktif dengan nonton video.. (kemana ajaaaa... hehe).
Nah, terinspirasi dari pembelajaran pembentukan urine, saya pun mendapatkan ide bagaimana kalau dibuat model alat reproduksi wanita dari bahan-bahan yang gampang didapat disekitar, bahkan bisa memakai bahan bekas juga.
Jadilah modelnya seperti difoto. Botol besar dipotong, dipakai bagian yang mengerucutnya. Itu adalah model dari "uterus".
Botol kecil, juga dipotong diambil bagian kerucutnya, itu adalah ovarium. "Ovarium" ini diisi dengan bola-bola tisu yang merupakan perumpamaan dari "ovum". Untuk saluran tuba fallopi, saya memakai selang air dipotong sekitar 15 cm. Ujungnya dibuat agak mengembang. Untuk mendramatisir telah terjadi kehamilan, maka pada dinding rahim bagian dalam ditempelkan potongan kertas mirip janin manusia.. hehe.. kan pura-puranya lagi hamil, gituu..
Saya memodelkan pembuatan alatnya didepan kelas, kemudian siswa pada masing-masing kelompok membuat sendiri modelnya. Kemudian siswa mengisi lembar kerja yang telah dibagikan.
Setelah semua selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan alat buatan mereka didepan kelas..
Jumat, 04 September 2015
Pembelajaran Alat-alat Reproduksi
Bab yang kedua kelas 9 adalah Sistem Reproduksi. Biasanya dibagi tiga bagian juga. Bagian pertama adalah alat reproduksi beserta fungsinya, bagian kedua proses fertilisasi, dan yang ketiga berkenaan dengan penyakit-penyakit yang menyerang sistem reproduksi.
Pada pembelajaran yang pertama tentang alat-alat reproduksi dan fungsinya, saya membuat game sederhana. Saya menyiapkan potongan-potongan kertas yang bertuliskan nama alat reproduksi laki-laki dan perempuan beserta fungsinya. Semuanya dipotong terpisah.
Dikelas, terlebih dahulu saya menyiapkan siswa dengan meminta siswa membaca materi tentang alat reproduksi per kelompok.
Setelah batas waktu yang ditentukan, saya memulai "game" dengan membagikan potongan kertas yg dimasukan kedalam amplop tertutup. Siswa menyiapkan kertas plano dan lem. Game pun dimulai!!
Siswa harus memasang-masangkan nama alat reproduksi beserta fungsinya. Dan juga mengelompokan alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Kemudian ditempel dikertas plano.
Setelah waktu yang ditentukan, game selesai. Siswa mempresentasikan hasil kelompoknya, kelompok dengan hasil terbaik berhak memajangkan hasil karyanya dipapan pajangan.
Kamis, 03 September 2015
Pembelajaran Alat-alat Ekskresi
Pada pembelajaran tentang alat-alat ekskresi beserta fungsinya sebenarnya gampang saja. Tinggal jelasin nama organnya, beserta fungsinya. Udah, selesai. Tapi pembelajaran seperti ini sangat tidak menarik, jadinya siswa2 waktu proses pembelajaran tidak aktif sama sekali. Bahkan kadang tidak memperhatikan penjelasan guru, malah sibuk masing-masing aja.
Karena itulah saya mencoba cara pembelajaran yang lain, yaitu modifikasi jigsaw.
Pertama - tama guru menyiapkan tugas yang akan dikerjakan siswa dalam 4 warna berbeda. (Liat foto).
Kemudian siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan empat orang.
Tugas yang disiapkan tadi dibagi kepada kelompok2 yang sudah dibentuk. Masing-masing anggota kelompok mendapatkan soal yang berbeda dengan warna yang berbeda2 juga.
Anggota kelompok yang mendapat warna yang sama berhimpun dalam kelompok besar. Jadinya terbentuklah 4 kelompok besar menurut warna. Semua anggota kelompok mendiskusikan jawaban dari tugas yang diberikan. Dalam hal ini tidak ada yang tidak ikut bekerja, karena mereka bertanggung jawab membawa hasil diskusinya untuk dilaporkan ke kelompok asalnya.
Setelah waktu yang ditentukan, siswa kembali kekelompok asalnya dan melaporkan hasil diskusinya.
Tapi sayang, saya gak punya foto pembelajarannya.. Lupa motoin.. hehe
Rabu, 02 September 2015
Pembelajaran Proses Pembentukan Urine
Cerita saya kali ini adalah pembelajaran yg telah saya lakukan tentang proses pembentukan urine. Pada tahun-tahun sebelumnya, pada pembelajaran ini saya memakai model yang konvensional alias ceramah sampai mulut berbusa-busa, tenggorokkan kering dan batuk-batuk.. Lebay ya.. hehe..tapi emang itu yang terjadi kok.. Rasanya capee banget abis ngajar itu..
Tapi semua berubah setelah negara api menyerang... (minjem gayanya anak2)
Setelah saya mendapat pelatihan dari USAID Prioritas, saya merasa terbuka mata mendapat pengalaman yg luar biasa, saya jadi semakin tertarik mencari ide-ide baru yang dapat menarik siswa pada pembelajaran. Dari salah satu buku ide pembelajaran dari Usaid tersebut, saya mendapatkan ide ini. Ternyata gampang sekali, dan siswa-siswa saya juga jadi tertarik dan pelajarannya jadi lebih mudah dimengerti.
Idenya adalah membuat model ginjal dari bahan-bahan sederhana yang mudah didapat, kemudian mencobakan sendiri prosesnya.
Untuk itu saya memakai saringan teh, botol plastik bekas, sedotan, selang kecil, balon dan air teh yg masih ada ampasnya..
Saringan difungsikan sebagai glomerulus, botol bekas sebagai rongga ginjal, sedotan sebagai ureter dan uretra, balon sebagai kantung kemih. Selang kecil sebagai pembuluh darah dari dan ke ginjal.
Kegiatan pembelajarannya, setelah model ginjal dibuat sendiri perkelompok, maka siswa akan mencobakan cara kerja model ginjal buatan sendiri.
Air teh berfungsi sebagai darah yang akan disaring, disaring dengan saringan, terus masuk ke rongga ginjal, terus ke ureter, ditampung dikantung kemih sampai penuh. Jika kantung kemih sudah penuh, akan terasa "kebelet", maka urine mesti dibuang melalui ureter.
Ternyata percobaan seperti ini membuat siswa2 lebih cepat mengerti, lebih aktif dalam kegiatan pembelajarannya..